Outbound di Jogja

Outbound di Jogja
Looking for Outbound Training

Senin, 12 Mei 2014

Steel Pipelines Crossing Railroads and Highways (API RP 1102)



Steel Pipelines Crossing Railroads and Highways
(API RP 1102)

Pada saat penentuan rute pipa, tidak jarang ditemukan kasus dimana rute pipa yang akan ditentukan bertemu dengan sebuah objek existing seperti danau, rawa, bukit, atau jurang.  Maka, pipeline crossing harus dibuat agar pipa tetap dapat mengikuti rute yang telah ditentukan tetapi tidak menggangu objek existing tersebut.Selain itu, medan yang dilalui oleh saluran pipa sangat beragam, yaitu mulai dari dalam air, dataran rendah, lembah, dan di dalam tanah. Dalam pengoperasiannya akan banyak ditemukan berbagai macam persoalan, baik persoalan kelelahan (fatigue), korosi (corrosion), maupun retak (crack). Keretakan pada pipa menjadi persoalan yang sangat diperhatikan karena efek lanjutannya bisa mengakibatkan kebocoran dan ledakan. Banyak pipa mengalami masalah retak pada sebagian besar pipa yang telah terpasang, dan biaya untuk memperbaikinya sangat mahal. Mengingat begitu besarnya biaya dalam perbaikan pipa, maka dalam tahap perancangan perlu dilakukan analisis wall thickness, analisis stabilitas pipa bawah air (on-bottom stability analysis), analisis panjang bentang bebas pipa (free span analysis), dan analisis tegangan (stress analysis).
Beberapa crossing yang sering tidak bisa dihindari adalah: Road Crossing (Crossing Jalan), River Crossing (Crossing Sungai), Ada pula beberapa crossing yang tidak selalu ada dipekerjaan pipeline, seperti: Rail Crossing.Adapun tentang  Steel Pipelines Crossing Railroads and Highways, biasanya dibagi menjadi 2 bagian: Underground Methods dan  Above Ground Methods.  Underground Methods biasa menggunakan metoda boring, sedangkan untuk Above Ground Methods biasa menggunakan Pipe Racks maupun Bridges. Namun secara construction, ada banyak metode yaitu: opencut, auger bore / thrust boring, Horizontal Direct Drilling. Untuk river crossing dengan kedalaman yang bisa dilakukan oleh alat (biasanya pontoon excavator) maka dilakukan metode HDD. tapi apabila kedalaman bisa dijangkau oleh alat (menggunakan pontoon excavator untuk kedalaman 1,5 - 6 meter, tanpa pontoon excavator jika excavator riverbernya cukup keras dan dangkal) biasanya digunakan metode opencut. Dari kedua Methods tersebut tentu banyak kelebihan dan kekurangannya baik dilihat dari sisi Engineering, Constructibility/Schedule maupun Cost/Budget.  Dalam mengambil keputusan untuk menggunakan Road Crossing dan Railroad Crossing masing-masing  dapat mempertimbangkan beberapa aspek seperti tekanan yang dampak dari kendaraan terhadap pipa tersebut, serta potensi kesulitan yang berhubungan dengan melindungi casing pipa dari korosi

Outline :
-        Pipa, Fitting
-        Flensa/flang
-        Valve
-        Mur dan Baut
-        Gasket
-        Survei dan Pematokan
-        Pembersihan Jalur Pipa
-        Pengangkutan dan Penyimpanan Pipa
-        Pengangkutan Pipa dan Pemuatan pada kendaran
-        Stringing
-        Welding
-        Radiography
-        Field Joint Coating
-        Trenching, Lowering
-        Backfilling
-        Hidrostatic Test
-        Reinstatement
4.       Ketentuan untuk Keselamatan Publik dan Persetujuan Crossings
5.       Uncased Crossings :
-        Type of Crossing
-        General
-        Location and Alignment
-        Cover
-        Design
-        Loads
-         Stresses
-        Limits of Calculated Stresses
-        Orientation of Longitudinal Welds at Railroad and Highway Crossings
-        Location of Girth Welds at Railroad Crossings
6.       Cased Crossings  :
-        Carrier Pipe Installed within a Casing
-        Casings for
-        Minimum Internal Diameter of Casing
-        Wall Thickness
-        General
-        Location and
-        Cover
-        Installation
-        Casing Seals
-        Casing Vents
-        Insulators
-        Inspection and Testing
7.       Pipeline Installation Procedures for Crossings
-        Trenchless Installation
-        Open Cut or Trenched Installation
-        Road Crossing Installation
-        Back Filling dan Cleaning Area
8.       Railroads and Highways Crossing Existing Pipelines  :
-        Adjustment of Pipelines at Crossings
-        Adjustment of In-service Pipelines
-        Adjustments of Pipelines Requiring Interruption of Service
-        Protection of Pipelines During Highway or Railroad Construction.

Geothermal Well Drilling Planning for Non Engineer



Geothermal Well Drilling Planning for Non Engineer

Walau pada dasarnya sama namun proses pengeboran konvensional di industri migas (minyak dan gas) tidak begitu saja dapat diaplikasikan untuk pengeboran  sumur geothermal. Dimana perbedaannya dan apa implikasinya? Proses pengeboran sumur geothermal pada dasarnya serupa dengan proses pengeboran pada sumur minyak/gas, baik ditinjau dari tahapan proses, teknologi/alat-alat, serta ahli pengeborannya (SDM). Alat-alat yang digunakan mulai dari Rig Equipment, Drilling Tools, hingga Casing & accessories sebenarnya dibawa dari industri oil & gas dengan sedikit penyesuaian. Pun demikian dengan SDM di lapangan (crew lapangan), mayoritas berasal dari dunia migas.
Ada dua tantangan utama dalam pengeboran sumur geothermal sekaligus yang membedakannya dari pengeboran di sumur migas, yaitu dalam hal temperature dan loss circulation. Loss circulation terjadi karena target dalam suatu sumur geothermal merupakan rekahan-rekahan (fracture) yang terkoneksi ke suatu heat source. Ketika fracture tersebut terlintasi dalam proses pengeboran, kemungkinan besar lumpur pengeboran (mud) akan masuk ke dalam fracture-fracture tersebut alih-alih kembali ke permukaan (loss circulation). Kondisi loss circulation ini secara teknis memberikan beberapa dampak negatif pada proses pengeboran dan perlu ditanggulangi. Dari sisi temperature, target dari sumur panas bumi merupakan fracture yang memiliki temperatur tinggi, karena temperature inilah yang merupakan energi yang ingin diekstraksi. Semakin tinggi temperatur yang diperoleh maka akan semakin ekonomis suatu sumur geothermal. 
Akan tetapi, ditinjau dari proses pengeborannya akan semakin menantang karena teknologi pengeboran yang dibawa dari industri migas sebenarnya didesain untuk temperatur yang relatif lebih rendah, dan hal ini seringkali menjadi hambatan. Dengan semakin bertambahnya lapangan-lapangan geothermal akan dikembangkan, kedua tantangan di atas justru merupakan suatu peluang baik bagi ahli pengeboran (engineer) maupun pelaku bisnis.
Akibat teknologi dari dunia migas tidak mampu menghadapai pengeboran pada temperatur yang tinggi, trend sekarang mulai bermunculan teknologi-teknologi yang khusus diciptakan untuk sumur geothermal. Saat ini industry geothermal masih ibarat Blue Ocean karena belum banyak pelaku bisnis yang memiliki spesialisasi di bidang ini. Bagi engineer, semakin dibutuhkan ahli-ahli pengeboran yang memahami seluk beluk pengeboran sumur geothermal, dan sebagai catatan saat ini belum banyak jumlahnya di Indonesia maupun dunia.

Outline :
1.              Principle of Geothermal Drilling
2.              Drilling Fluid Properties, Design and Optimization : Drilling Fluid Hydraulic Design, Friction Loss, Cutting transport, Bit hydraulic horse power, Bit hydraulic impact, Bit jet velocity
3.              Hole Problems :  Burst, collspse, tension, biaxial
4.              Casing and Casing Design : Casing type, Maximum load principle, Cement and Cementing Design, Cement classification Cement Properties, Cement additive, Cementing design,
5.              Principle of Directional Drilling  :  Directional Well Path Design, Directional Well Path Evaluation, Build Curve Design, Bottom Hole Assembly
6.              DesignWell Drill String Design : Torque, Drag, Buckling, Drill String Strategy

Peserta :
Secretaries, Accountants, Lawyers, Purchasing Agents, Businessmen, Owners of Oil/Geothermal project Properties, Oilfield Suppliers and Salesmen, Administration personnel, Geologists, Rig Crews , Drilling Contract And Service Company Personnel, Shaker Attendants, dan pernonal lain yang terlibat dengan Geothermal Project.